Tuesday, October 4, 2011
Wow, Masyarakat Jerman Rela Antre Demi Kopi Luwak
Pada tanggal 8 sampai 10 September diadakan pameran kopi di Koeln Messe di Jerman. Pameran tersebut diadakan oleh pemerintah Jerman dan dinamakan Coffeena. Pameran tersebut diikuti oleh berbagai perusahaan kopi dari seluruh dunia, mulai dari para pengusaha kopi traditional, roaster dan trader dari berbagai negara di Eropa dan juga perusahaan pembuat mesin mesin kopi yang kebanyakan dari Italia.
Untuk pameran kali ini, Indonesia Trade Promotin Center Hamburg mengkoordinir stand Indonesia. Pada kesempatan ini pengusaha Indonesia diwakili oleh perusahan kopi yang sudah lama bermain di business kopi dan juga pemda Indonesia, antara lain PT. Taman Delta Indonesia (exporter coffee bean), Fortunium (produsen kopi Luwak), Tapis Luwak, Pemda Jawa Barat (diwakili oleh Paris van Java), dan Pemda Enrekang- Sulawesi Selatan.
Para pengunjung yang kebanyakan masyarakat Eropa sangat menikmati kopi dari Indonesia. Karena di pameran tersebut PT. Fortunium dan Tapisluwak memberikan free drink untuk para peserta. Kopi yang diberikan adalah kopi yang sangat eksotik dan kopi sangat mahal yaitu kopi luwak. Para pengunjung sampai antri untuk mencoba kopi tersebut. Karena selain kopi luwak terkenal sangat mahal (1.000 Euro/Kg)dan juga sangat jarang tersedia di Eropa.
Kopi Enrekang yang telah menjadi kopi terenak menurut cupping test tahun 2009, juga sangat diminati oleh para trader. Pemda Enrekang sangat lihai dalam mengemas pameran kali ini, yaitu dengan mengangkat tema tentang kehidupan petani. Karena perkebunan kopi Enrekang masih dikelolah secara traditional oleh petani petani kecil. Dan kebun kopi sudah menjadi tumpuan hidup mereka secara turun menurun.
Strategi ini sangat pas untuk pedagang di Jerman, karena sudah menjadi topik di mana mana bahwa para pengusaha juga harus ikut memperhatikan kehidupan petani, tidak semata mata berorientasi pada business dan profit semata. Hal in dibuktikan dengan banyaknya pengusaha jerman yang tertarik untuk membeli langsung dari pemda Enrekang tanpa melalui trader. Karena dengan melalukan kontak langsung antara petani dan pengusaha, maka nasib petani dapat diperhatikan langsung oleh pengusaha, termasuk memberikan suntikan modal dan bimbingan teknis agar petani kopi dapat meningkatkan dan mempertahankan mutu kopi yang dihasilkan.
Masyarakat Jerman dan Eropa memang sangat gemar memimum kopi, kopi sudah menjadi bagian hidup dari semua orang, baik pria maupun wanita. Menurut data survey tahun 2008 komsumsi kopi perkapita untuk orang jerman adalah 6.4 Kg !! artinya setiap orang jerman meminum kopi 6.4 kg per tahun, bandingkan dengan konsumsi kopi Indonesia yang Cuma 0.5 Kg per kapita.
Untuk konsumpi kopi Jerman, ada lelucon yang mengatakan bahwa ekonomi dan pembangunan jerman akan hancur kalau tidak ada suplai kopi. Karena para karyawan dan masyarakat umum tidak dapat bekerja tanpa kopi.
Namun untuk memasuki pasar Jerman memang sangat susah, diperlukan strategi dan pendekatan khusus. Apalagi pasar jerman sudah mulai masyarakat certification (Fair Trade, Organic, dll). Untuk certification ini, sebaiknya pemerintah melalui pemda pemda, memberikan bantuan dan pengarahan. Karena petani kopi Indonesia kebanyakan masih skala kecil dan pengelolaan kopi masih traditional. Sedangkan certification berarti standar dan pengawasan mutu yang ketat.
sumber : http://www.tribunnews.com/2011/09/12/wow-masyarakat-jerman-rela-antre-demi-kopi-luwak
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment